Minggu, 20 Januari 2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENENTUKAN FPB & KPK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS vI SDN SUMBER GEDANG III KECAMATAN PANDAAN KAB PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan akal fikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman di masa yang akan datang.Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan, akan membawa sikap mental tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia pendidikan. Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Andi Hakim Nasution (1982:12 ) mengemukakan bahwa dengan menguasai matematika orang akan belajar menambah kepandaiannya. Nana Sudjana (1995:22 ) pernah mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Sementara itu Gagne ( 1977:47-48 ) mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian dalam bentuk kapabilitas yakni ketrampilan intelektual strategi kognitif , informasi verbal , ketrampilan motorik dan sikap. Perlu kita ketahui bahwa pendidikan kemarin, sekarang dan yang akan datang banyak perubahan. Guru yang selalu menggunakan metode monoton, artinya dari tahun ke tahun tidak pernah mengalami perubahan karena adanya perubahan kondisi, mereka akan mengalami permasalahan yang yang tidak mereka sadari. Padahal menurut Ruseffendi (1990:34) banyak Macam-macam metode pembelajaran, diantaranya meliputi metode : (1) ceramah (2) expositori (3) demonstrasi (4) latihan dan praktek (5) Tanya jawab (6) diskusi (7) permainan (8) karya wisata (9) laboratorium (10) kegiatan lapangan (11) inkuiri (12) pemecahan masalah (13) pemberian tugas/pekerjaan rumah (14) metode proyek (15) pengajaran beregu (16). Selain metode pembelajaran yang kita bahas tadi, seorang guru dituntut memiliki seperangkat keterampilan dasar mengajar matematika,. Menurut Hasibuan dan Mujiono (1986) bahwa keterampilan mengajar dapat berupa: “(1) keterampilan memberi penguatan (Reinforcement) (2) keterampilan bertanya (3) keterampilan menggunakan variasi (4) keterampilan menjelaskan (50 keterampilan membuka dan menutup pelajaran Oleh karena itu sebagai seorang pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam pelayanan dan penyampaian materi pelajaran. Sehingga sangat perlulah sebagai pendidik mengadakan variasi metode pengajarannya. Metode Manakah yang lebih tepat untuk menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar berhasil maksimal. Disini saya menekankan pada Metode demonstrasi, menurut Canei, 1986:38. Metode Demontrasi adl suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau posedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat. Dari batasan ini, Nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukkan tindakan atau penggunaan prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980:87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses. Perubahan pengajaran tidak harus disertai dengan pemakaian perlengkapan uang serba hebat, tetapi lebih menekankan pada pengembangan cara-cara baru belajar yang lebih efektif dan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Pembelajaran akan efektif bila guru dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi di kelasnya, kemudian menganalisa dan menentukan factor-faktor yang diduga menjadi penyebab utama, yang selanjutnya menentukan tindakan pemecahannya.Tuntutan peningkatan kualitas professional guru belum memenuhi syarat yang diinginkan atau diharapkan, karena antara petunjuk perlaksanaan yang sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru di SDN SUMBER GEDANG 3 terbukti dengan dampak yang dilapangan antara lain: 1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama tentang keterampilan 2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih rendah dari mata pelajaran yang lain. 3. Suasana belajar kurang dinamis. Permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu krang berperan sebagai fasilitator,guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja bersaman-sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa memperhatikan aspek lain seperti kejujuran,pengendalian diri, penghargaan kepada orang lain, dan kemampuan bekerja sama. Demikian gambaran situasi pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di SDN SUMBER GEDANG 3. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dari segi hasil. Padahal Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak- tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan kegairahan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang tinggi. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar Metode mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya : tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya,tingkat kematangan siswa yang berbeda, situasi yang berbagai keadaan, pribadi guru dan kemampuan professional yang berbeda-beda. Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas mengenai metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran.Namun demikian ada sifat umum yang menjadi mungkin untuk mengadakan klasifikasi yang jelas tetapi fleksibel.Di dalam kenyataan banyak factor yang menyebabkan tidak selalu dapat dipergunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-lain. Guru sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha pendidikan tidak sia-sia.Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar “Menentukan nilai KPK & FPB”, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi.Dari 30 siswa di kelas VI hanya 11 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75% ke atas.Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran.Dari hasil diskusi tersebut, maka terungkap masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu “Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi”. Setelah penulis menganalisa dengan melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan teman sejawat selaku pengamat, maka diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai materi yang diajarkan di SDN Sumber Gedang 3 tsb adalah: 1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi 2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat. Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara dari dan dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara yang paling efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang paling mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran Matematika menjadi menyenangkan, maka dari itu penulis mengajukan penelitian dengan judul “Meningkatkan pemahaman siswa tentang FPB & KPK melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VI SDN Sumber Gedang 3 kab pasuruan” sesuai dgn apa yg dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno di atas,. B. Rumusan Masalah Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman tentang FPB & KPK pada siswa kelas VI SDN Sumber gedang 3? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman tentang FPB & KPK pada siswa kelas 6 SDN Sumber Gedang 3? BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Mengajar Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek anstrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dipahami oleh siswa, prosespenalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran dedukatif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah malalui pola piker dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai SMA, adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan untuk memperjelas keadaan atau masalah. 3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan 4. Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam penyelesaian masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. 6. Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi, dan terpakainya dalam kehidupan sehari-hari secara rinci, standar kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: Melakukan perhitungan FPB & KPK. B. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau posedur yang digunakan.Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat 9dalam Canei, 1986:38).Dari batasan ini, Nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukkan tindakan atau penggunaan prosesur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980:87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses. Dengan memperdulikan batasan metode demonstrais seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengajar mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa. Dengan batasan metode demonstrasi ini, menunjukkan adanya tuntutan kepada guru untuk merencanakan penerapannya, memperjelas demonstrasi oral maupun visual, dan menyediakan peralatan yang diperlukan. 2. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk mengajarkaan keterampilan tangan ini dimana gerakan-gerakan jasmani dan gerakan-gerakan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk mengajar hal-hal yang bersifat rutin (Staton,1978:91). Dengan kata lain, metode demonstrasi bertujuan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan fisik daripada keterampilan-keterampilan intelektual.Cardille mengemukakan bahwa metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk: 1. Mengajar siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau menggunakan suatu prosedur atau produk baru. 2. Meningkatkan kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan bagi siswa. 3. Meningkatkan perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur. (Canei, 1986:38) Sedangkan Winarno mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode demonstrasi Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses pembuatan, proses kerja.Proses mengerjakan dan menggunakan. Menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk tertentu.Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980:87-88). Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan metode demonstrasi yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno, dapat diidentifikasi tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup: 1. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan-keterampilan. 2. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama. 3. Mengkonkretkan infomasi yang disajikan kepada para siswa. 3. Keunggulan Metode Demonstrasi. Dengan mempertunjukkan atau memperagakan suatu tindakan, proses, atau prosedur, maka metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut: 1. Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya. 2. Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi,sehingga memberi kemungkinan yang besar bagi para siswa memperoleh pengalaman-pengalaman langsung. Peluang keterlibatan siswa memberikan kesempatan siswa mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan. 3. Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting,sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus kepda hal tersebut. Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada yang lain.Memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru ada saat itu pula. C. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sebelum mengajar atau pembelajaran dilaksanakan, seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan konsep materi yang akan dipelajari siswa, mencari dan merumuskan masalah yang sesuai dengan konsep tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran yang cocok.Mengacu dari metode yang dipergunakan, maka selama proses kegiatan belajar mengajar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena langsung diberikan contoh konkretnya. Menurut Basyirudin Usman (2002:46) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan. Adapun menurut Syaiful Bahri Djamara (2000:56) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan nilai tempat ratusan, puluhan.Adapun prosedur demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dalam hal ini untuk meningkatkan pemahaman pada pelajaran matematika pada pokok bahasan nilai tempat adalah: 1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2. Memberikan penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan. 3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan perniruan dari siswa. 4. Penguatan (diskusi, Tanya jawab, dan latihan) terhadap demonstrasi. BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian Lokasi Penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SDN Sumber Gedang 3 Pandaan. Waktu yang digunakan peneliti dalam melakasanakan penelitian tindakan kelas ini selama 2 siklus, yaitu pada tanggal 13 Oktober 2012 (Siklus 1) dan 20 Oktober 2012 Mata pelajaran yang diteliti adalah Matematika dengan materi pembelajaran FPB & KPK, Kelas VI Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.Jumlah siswa SDN Ringinsari kelas II B berjumlah 30 siswa, terdiri dari 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Karakteristik siswa adalah meliputi latar belakang ekonomi yang sebagian besar siswa berasal dari keluarga kurang mampu, pendidikan orang tua pada umumnya hanya sebatas lulus Sekolah Dasar (SD). B. Deskripsi Per Siklus Penelitian ini mengenai peningkatan pemahaman nilai dengan menggunakan metode demonstrasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan.Tahapan yang dimaksud adalah perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus sebagaimana dijelaskan berikut ini: 1. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus pertama ini adalah: 1. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) 2. Menyiapkan media pembelajaran 3. Menyiapkan LKS 2. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus pertama ini adalah: 1. Guru menjelaskan materi tentang FPB & KPK. 2. Siswa mencatat penjelasan guru. 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan dalam memahami materi pelajaran. 4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. 5. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. 3. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus pertama ini adalah: 1. Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal. 2. Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS. 3. Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok. 4. Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran. 4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus 1 ini adalah: 1. Mancatat hasil pengamatan ; 2. Mengevaluasi hasil pengamatan; 3. Menganalisis hasil pembelajaran; dan 4. Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya. Adapun yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus 2 adalah: 1. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) 2. Memadukan hasil refleksi siklus 1 agar siklus 2 lebih efektif 3. Menyiapkan media pembelajaran 4. Menyiapkan tes tulis 2. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus kedua ini adalah: 1. Guru menjelaskan materi tentang nilai FPB & KPK. 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengajukan pertanyaan. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4. Secara berkelompok, siswa diminta mengerjakan LKS (menyebutkan nilai tempat) 5. Melalui perwakilan, tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 6. Guru memberikan soal tes akhir siklus 2. 3. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus 2 ini adalah: 1. Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal. 2. Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS. 3. Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok. 4. Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran. 5. Mengamati perkembangan materi 4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus kedua ini adalah: 1. Mancatat hasil pengamatan ; 2. Mengevaluasi hasil pengamatan; BAB V KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan Setelah adanya kegiatan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan sebagai 1. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ternyata mampu meningkatkan pemahaman tentang nilai tempat pada siswa kelas 6 SDN Sumber Gedang 3 Pandaan. 2. Dengan meningkatnya pemahaman siswa kelas 6 SDN Sumber Gedang 3 Pandaan pada materi tentang FPB & KPK, maka prestasi siswa pun juga ikut meningkat. B. Saran Tindak Lanjut Agar penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat untuk sesama, maka dikemukakan saran-saran berikut ini: 1. Diharapkan agar pembaca, khususnya rekan-rekan guru melakukan penelitian lanjutan.Misalnya melakukan timdakan kelas mengenai peningkatan pemahaman siswa melalui media atau metode pembelajaran yang lain. 2. Walaupun hasil penelitian tindakan kelas ini belum tentu cocok diterapkan di lembaga pendidikan lain, peneliti tetap berharap agar hasil penelitian ini tetap dapat dilaksanakan yaitu penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan pemahaman nilai tempat pada siswa. Hal yang demikian perlu dilakukan, karena dengan penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat bagi banyak pihak. DAFTAR PUSTAKA Bahri, Jamara Syaiful. (2000). Keunggulan Metode Demonstrasi. Jakarta: Bina Aksara. Cenei (1986).Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi. Boston: Allyn & Bacon. Mujiono.(1986). Keterampilan Dasar Mengajar Matematika. Jakarta: Intan Pariwara. Reuseffendi (1990).Macam-macam Metode. Jakarta: Bina Aksara. Usman, Basyirudin. (2002). Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya. Staton (1978).Penerapan Metode Demonstrasi. Boston: Allyn & Bacon. Winarno (1980).Pengertian Metode Demonstrasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar